TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menyatakan melihat indikasi kuat akan terjadinya kocok ulang menteri alias reshuffle kabinet. Kendati demikian, ia mengaku tidak tahu-menahu menteri mana saja yang akan diganti oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
“Iya bakal ada reshuffle lagi. Itu informasinya memang indikasinya cukup kuat dan siapa saja itu, kita nggah tahu,” kata Achmad di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 24 Januari 2023.
Jokowi disebut telah bertemu sejumlah ketua umum partai dalam beberapa hari terakhir
Menurut dia, kocok ulang menteri merupakan hak prerogatif Jokowi. Jika reshuffle hendak ditunaikan, kata dia, Jokowi akan bertemu dan berdiskusi dengan Ketua Umum partai koalisi pendukung pemerintah. Dia menyebut Jokowi beberapa kali sudah bertemu dengan Ketua Umum partai dan bisa jadi membahas isu reshuffle.
“Beberapa kali dalam beberapa hari ketum partai bertemu Presiden, toh. Ya bisa jadi dibahas juga di situ. Kalau kita dengar informasi, ya ada informasinya bahwa akan ada reshuffle. Tapi kapannya hanya Presiden yang tahu,” ujarnya.
Dua menteri dari NasDem jadi sasaran reshuffle kabinet
Isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju mencuat kembali setelah Partai NasDem mendeklarasikan dukungannya terhadap Anies Baswedan untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 Oktober lalu.
Sejumlah politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merespon deklarasi tersebut dengan mendesak agar NasDem keluar dari koalisi pendukung pemerintah. Mereka menilai NasDem telah mendukung Anies yang disebut sebagai antitesa dari Presiden Jokowi.
Belakangan, para politikus partai banteng mendesak Jokowi untuk mencopot dua dari tiga menteri Partai NasDem, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. Hanya Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate saja yang tak diterpa isu pencopotan.
Selanjutnya, NasDem sebut reshuffle sudah bukan kabar angin